7 Agustus 2011

Budaya Ternak Itik


BUDAYA TERNAK ITIK


1.         Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
CV Era Globalz adalah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan yang fokuskan pada pengembangan produksi unggas itik ( petelur & pedaging) Dengan didukung oleh tenaga muda yang dinamis dan inovatif Era Globalz berkembang menjadi supplier dari beberapa perusahaan export import yang memerlukan bantuan kami untuk memuwujudkan beberapa tujuan dengan menyediakan kebutuhan akan konsumsi telur & daging itik.
Dengan kepercayaan inti dari klien kita berusaha untuk bekerja secara terus menerus untuk menghasilkan hasil sempurna yang akan membawa keuntungan bagi semua Era Globalz memegang teguh prinsip dan menjaga etika bisnis dalam berhubungan dengan Network Client, sehingga bisa terjalin hubungan kerjasama yang panjang dan saling menguntungkan.

1.2     Identifikasi Perusahaan
Nama Perusahaan                                 : CV Cynthia Desriani
Alamat Perusahaan                               : Cilamaya Wetan, Desa Tegalsari
Nama Pimpinan/Pemilik                        : Sule
Bidang Usaha                                       : Perternakan
Kapasitas Produksi                               : 18000 Itik Petelor
Nilai Produksi/th                                   : Rp  108.000.000,-
Daerah Pemasaran                                :Karawang dan di Ekspor
Perijinan yang di miliki                          : CV
1.3   Identifikasi Pengusaha
Nama                                                          : Ardi Sule
Tempat/Tgl Lahir                                    : Sabang 28 Desember 1990
Alamat                                                        : Cilamaya Wetan
Nomor Telepon                                      : 085691216000
Struktur Perkawinan                             :Belum Menikah
Agama                                                        : Islam
Pendidikan                                                : Sarjana Ekonomi
Pendidikan Non Formal                       : -
Pengalaman Usaha                                : Perternak Bebek
Pengalama Organisasi                          : Ketua Karang Taruna 1997-1998

2.         SENTRA PETERNAKAN
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
 Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis).
 Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

3.  J E N I S
 Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1)  Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2)  Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3)  Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

4.  MANFAAT
1.       Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2.       Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3.       Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4.       Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5.       Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

5.  PERSYARATAN LOKASI
 Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

6.  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
 Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu
(1).Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.

6.1.         Penyiapan Sarana dan Peralatan
  1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
  2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
  3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
  4. Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a.     kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b.      kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c.      kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
  1. Kondisi kandang dan perlengkapannya ,kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat).
Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
6.2.         Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1) Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
a.    membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b.  memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
c.  membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

2) Perawatan bibit dan calon induk
a.    Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b.   Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.

3)  Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).

6.3.         Pemeliharaan
1.       Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.

2.       Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik
3.       Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a.       Umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b.      Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c.       umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
d.       umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
d.1.       umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
d.2.      umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
d.3.        umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4.     Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.


7.  HAMA DAN PENYAKIT
 Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1.       penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2.       penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan   yang kurang tepat

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1.       Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2.       Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.





8.  P A N E N

 8.1.       Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
8.2.        Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga




9.  PASCA PANEN
                Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a.       Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b.      Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c.       Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d.      Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e.      Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.

10.   ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
 10.1.     Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya itik di Karawang  tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1) Permodalan


a.   
Modal kerja


a.1
Anak itik siap telur umur 6 bulan 36 paket x 500 ekor x Rp 6.000
Rp 108.000.000,-


a.2
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp     4.000.000,-

b.
Modal Investasi



b.1
 Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,-
Rp  18.000.000,-


b.2
Jumlah kebutuhan modal persyaratan kredit yang dikehendaki :




- Bunga (menurun) 20% /tahun
Rp 130.000.000,-



- Masa tanggung angsuran 1 tahun



- Lama kredit 3 tahun





2) Biaya-biaya


a.
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp     4.000.000,-

b.
Biaya tetap



b.1
Biaya pengambalian kredit :




- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I
Rp   14.723.000,-



- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II
Rp   86.125.000,-



- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III
Rp   73.125.000,-


b.2
Biaya penyusutan kandang :




- Biaya penyusutan kandang tahun I
Rp     3.600.000,-



- Biaya penyusutan kandang tahun II
Rp     3.600.000,-



- Biaya penyusutan kandang tahun III
Rp     3.600.000,-





3) Biaya tidak tetap

a.
Biaya pembayaran ransum:


- Biaya ransum tahun I
Rp  245.700.000,-


- Biaya ransum tahun II
Rp  453.600.000,-


- Biaya ransum tahun III
Rp  453.600.000,-

b.
Biaya pembayaran itik siap produksi:



- Pembayaran tahun I
Rp 108.000.000,-


- Pembayaran tahun II



- Pembayaran tahun III


c.
Biaya pembayaran obat-obatan



- Biaya pembayaran obat-obatan tahun I
Rp     2.457.000,-


- Biaya pembayaran obat-obatan tahun II
Rp     4.536.000,-


- Biaya pembayaran obat-obatan tahun III
Rp     4.436.000,-





4) Pendapatan


a.
Penjualan telur tahun I
Rp  384.749.920,-

b.
Penjualan telur tahun II
Rp  615.600.000,-

c.
Penjualan telur tahun III
Rp  615.600.000,-

d.
Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,-
Rp      5.700.000,-


10.2.  Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.

11.    DAFTAR PUSTAKA
          1.Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
2. Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999
3.Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361


1 komentar:

Abdul rahman efendy mengatakan...

aslmkm kang sulle saya butuh itik yng umurnya 5 bln untuk dikirim ke sumatra sebanyak 5000 ekor mhn infonya apakah bisa menyediakan no hp saya 081384511176.are

Posting Komentar